Kamis, 26 Desember 2013

PT. INTRACO PENTA TBK.

Organisasi dikenal sebagai alat bagi manajemen untuk mencapai tujuan. Manajemen perusahaan padà hakekatnya berarti proses pelaksanaan tugas-tugas yang harus dilaksanakan agar tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dan disini PT. Intraco Penta sedapat mungkin menganut fungsi-fungsi manajemen baik yang bersifat organik dan fungsional dalam  mengatur manajemen perusahaan.  PT. Intraco Penta  yang menganut manajemen modern selalu berdasarkan pada fungsi-fungsi antara lain : perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh perusahaan agar usahanya dapat dikelola dengan baik dan tujuan yang dimaksud dapat dicapai.
PT. Intraco Penta adalah perusahaan penyedia solusi peralatan berat di Indonesia PT Intraco Penta Tbk (Perusahaan atau Induk Perusahaan) didirikan berdasarkan Akta No.13 tanggal 10 Mei 1975 dari Milly Karmila Sareal, S.H., notaris di Jakarta. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. Y.A.5/199/15 tanggal 10 Juni 1975 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 38 tanggal 11 Mei 1993, Tambahan No. 2084. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 7 tanggal 16 Desember 2005 dari Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta mengenai perubahan nilai nominal saham . Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah diterima dan dicatat oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dengan registrasi No. C-00101 HT.01.04.TH.2006, tanggal 3 Januari 2006.
Sesuai dengan pasal 3 dari Anggaran Dasar, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama meliputi bidang perdagangan dan penyewaan alat-alat berat dan suku cadang, serta memberikan jasa pelayanan yang berkenaan dengan perakitan dan perbengkelan. Perusahaan memulai usahanya secara komersial pada tahun 1975. Kantor pusat Perusahaan terletak di Jl. Pangeran Jayakarta No. 115, Blok C1-2-3, Jakarta 10730, sedangkan cabang-cabang Perusahaan terletak di beberapa kota di Indonesia.
Sebagai salah satu pemain alat berat domestik, PT Intraco Penta Tbk (INTA) diyakini dapat memanfaatkan peluang itu. Distributor alat berat merek Volvo, Bobcat, Ingersoll-Rand, SDLG, Mahindra, dan Sinotruk itu diprediksi mampu  menuai kinerja positif sepanjang tahun ini. Berdasarkan kalkulasi PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), sepanjang 2011-2016, rata-rata pertumbuhan per tahun (CAGR) pendapatan Intraco diproyeksikan mencapai 15%. Hal itu tentunya dapat berdampak positif terhadap saham Intraco berkode INTA.
Guntur Tri Hariyanto, analis Pefindo, menyatakan, harga batubara tahun lalu anjlok hingga 40%. Hal itu dipicu perlambatan ekonomi Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Imbasnya, penjualan alat berat domestik merosot tajam.Per September 2012, volume penjualan hanya mencapai 71% dari total penjualan selama 2011. Sampai akhir 2012, penjualan alat berat diperkirakan turun.
Selama ini, alat berat digunakan untuk menambang batubara. Ketika harga batubara merosot, perusahaan tambang batubara menurunkan volume produksi, sehingga permintaan alat berat berkurang. “Penurunan harga batubara dibarengi dengan depresiasi rupiah terhadap dolar AS. Sejak akhir Agustus 2012, nilai tukar rupiah mencapai Rp 9.500 per dolar AS,” tulis Guntur dalam laporan risetnya, belum lama ini.
Meski begitu, dia menyatakan, ekspektasi membaiknya perekonomian Eropa, AS, dan negara maju lainnya diharapkan mampu mengurangi tekanan terhadap harga batubara.  Nilai tukar rupiah pun diperkirakan menguat tahun ini.
Dia memperkirakan harga batubara naik moderat ke level US$ 100-105 per ton selama 2013. Sementara itu, nilai tukar rupiah diperkirakan menguat menjadi berkisar Rp 9.200-9.300 per dolar AS. “Kami percaya kondisi tersebut akan mendorong penjualan alat berat pada 2013,” kata Guntur.
Di tengah tren penurunan industri pertambangan, Intraco mampu menghindari kemerosotan kinerja keuangan. Per September 2012, pendapatan stabil, yakni Rp 2,07 triliun. Namun, laba bersih anjlok 54% menjadi Rp 31 miliar, dibandingkan periode sama 2011 Rp 68 miliar.
Mempertimbangkan kinerja selama sembilan bulan 2012, Guntur perkirakan perseroan dapat membukukan total pendapatan sekitar Rp 3,05 triliun atau tumbuh 1,5% dari 2011 Rp 2,06 triliun. Pendapatan Intraco masih bisa positif, karena dibantu segmen usaha penjualan suku cadang, pemeliharaan, dan pembiayaan alat berat. Segmen itu diperkirakan bertumbuh 10%, sedangkan pendapatan perdagangan alat   berat ditaksir terpangkas 2%.
Selanjutnya pada 2013, Guntur menaksir pendapatan Intraco tumbuh 21% menjadi Rp 3,69 triliun. Laba bersih ditaksir melonjak 74% menjadi Rp 134 miliar. Intraco Penta menargetkan penjualan alat berat pada 2012 mencapai 1.900 unit atau meningkat 20% dibandingkan 2011 sebanyak 1.585 unit.
Intraco menerapkan model bisnis yang terintegrasi. Perseroan merangsek ke bisnis yang ada kaitannya dengan alat berat. Saat ini, perseroan dan sejumlah anak perusahaannya bergerak di sektor pembiayaan (termasuk pembiayaan syariah) dan perdagangan alat berat, distribusi, sewa, manufaktur, kontraktor pertambangan, dan bisnis batubara.
Intraco Penta berniat mengakuisisi tambang batubara di Kalimantan Timur pada 2012. Perseroan telah membentuk anak usaha bidang tambang batubara, PT INTA Resources. Namun, rencana itu dibatalkan, menyusul amblesnya harga batubara.
Perseroan mengelola 44 jaringan distribusi yang tersebar di Indonesia dan mempekerjakan lebih dari 2.300 orang. Pada 2011, perseroan mencatat sejarah baru dengan mencetak pendapatan Rp 3 triliun dan aset Rp 3,7 triliun, tumbuh masing-masing 64% dan 129%.
“Di masa yang akan datang, kami berharap perseroan dapat terus tumbuh dengan laju yang baik, dengan didukung oleh model bisnis terintegrasi. Melalui strategi itu, Intraco dapat memberikan one stop business solution kepada pelanggannya,” kata Guntur
Dalam PT. Intraco Penta Rapat anggota di bagi menjadi 2 yaitu : Rapat umum pemegang saham tahunan dan Rapat umum pemegang saham luar biasa. Di sini rapat anggota di undang oleh direksi untuk menghadiri rapat anggota tersebut, angenda dalam rapat anggota adalah untuk mengesahkan laporan keuangan perseroan untuk tahun buku berakhir, menetapkan penggunaan laba perseroan, pengangkatan akuntan public yang terdaftar di Bapepam-Lk untuk mengaudit laporan keuangan. Dan terakhir adalah persetujuan kepada direksi perseroan untuk melakukan penandatanganan dan pelaksanaan corporate guarantee oleh perseroan untuk kepentingan kreditur dari perseroan maupun anak perusahaan, baik yang sudah diberikan maupun akan diberikan kepada kreditur di kemudian hari. Susunan pengurus perusahaan sebagai berikut :

Dewan Komisaris                                                                  
Komisaris Utama                : Halex Halim(President Commissioner)
Komisaris Leny                  : Halim (Commissioner)
Komisaris Independen        : Tonny Surya Kusnadi(Independent Commissioner)
Direktur Utama                  : Petrus Halim(President Director)
Direktur                             : Fred Lopez Manibog, Willy Rumondor, Jimmy H (Directors)

Dalam soal permodalan, modal PT. Intraco Penta berasal dari Modal pinjaman, saham-saham dan obligasi. Karena hal itu PT. Intraco Penta termasuk salah satu perusahaan yang sukses didalam bidangnya dengan banyaknya anak perusahaan yang dimiliki. Di dalam setiap penjualannya PT. Intraco Penta mempunyai target yang cukup tinggi guna memperkuat posisi di pasar alat berat di Indonesia. Penjualan alat berat domestik diperkirakan meningkat pada 2013, seiring ekspektasi membaiknya harga batubara dan penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Suku bunga kredit yang rendah dan melonjaknya realisasi investasi juga menjadi katalis kuat pertumbuhan penjualan alat berat.
Di beberapa perusahaan yang bergerak dibidang penjualan alat berat di Indonesia seperti PT. Intraco Penta adalah termasuk dalam salah satu perseroan terbatas yang mendapat profit yang cukup besar dibeberapa tahun terakhir inI.
Meskipun sudah memiliki profit yang cukup besar, PT. Intraco Penta masih ingin mengembangkan anak perusahaannya dibeberapa daerah dan menanam sejumlah saham-saham. Pada tanggal 31 Desember 2012, seluruh saham PT. Intraco Penta memiliki sebanyak 2.160.029.220 saham telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia.
Dalam penerapan analisis laporan keuangan PT. Intraco menggunakan Penarapan Standar Akuntansi Baru dan Revisi (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK). Dalam tahun berjalan, Grup telah menerapkan semua standar baru dan revisi serta interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan dari Ikatan Akuntan Indonesia yang relevan dengan operasinya dan efektif untuk periode akuntansi yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2012. Penerapan standar baru dan revisi serta interpretasi tidak berdampak terhadap perubahan yang signifikan dalam kebijakan akutansi Grup kecuali untuk pengungkapan tambahan dari PSAK 60, Instrumen Keuangan : Pengungkapan. Standar baru ini menggantikan persyaratan pengungkapan dalam PSAK 50 (revisi 2006), Instrumen Keuangan : Penyajian dan Pengungkapan. PSAK 60 ini mengakibatkan penambahan pengungkapan mengenai (a) signifikansi instrument keuangan terhadap posisi dan kinerja keuangan Grup, dan (b) sifat dan luasnya risiko yang timbul dari instrument keuangan yang mana Grup terekspos selama periode dan pada akhir periode pelaporan, dan bagaimana Grup mengelola risiko-risiko tersebut


SUMBER :
http://www.investor.co.id/pages/investordailyku/paidsubscription.php
http://www.intracopenta.com/doc/finrep/2012/1212%20Laporan%20Keuangan%20-%20INTA%20Konsoldasi%20-%2031%20Des%202012%20(audited).pdf
http://www.intracopenta.com/doc/IA/Piagam%20Komite%20Audit%202013.pdf